Just simple blog from anxiety girl who trying to make people found a new meaning in life

Sabtu, 09 Mei 2020

Mei 09, 2020 Posted by riska
Posted by riska on Mei 09, 2020
"Sepatu menjadi pelindung kaki kita dari debu, air, panas dan tentu saja benda tajam yang mampu melukai kaki kita. Tapi tau kah kamu, apa yang dirasakan si sepatu? apakah pernah kamu mendengar dia mengeluh? mendengar dia kesakitan ketika terbentur sesuatu? Tidak pernah tentunya. Karena dia hanya sepasang benda mati yang kita ciptakan."

Sang ibu bertanya kepada si anak "kamu tau jawaban mereka jika kamu tanyakan hal itu sayang??" si anak menjawab "Dia mungkin akan bilang kepada kita supaya berjalan dengan hati-hati sehingga dia tidak kesakitan". " Ibu akan menceritakan kepada kamu kisah tentang sepasang sepatu". Si anak merapatkan selimutnya dan mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut ibunya.

Dulu, ada sebuah keluarga sederhana memiliki seorang putra berusia 6 tahun bernama jake. Jake akan memulai hari sekolahnya tapi dia tidak mempunyai sepatu, dia hanya memiliki sepasang sandal untuk kesehariannya. Dia berpikir, "aku tidak mungkin minta sama ibu dan ayah, aku juga tidak mungkin makai sendal ini". Dia berharap tuhan akan memberikannya keajaiban, sebuah sepatu untuk sekolah nanti.

Sementara itu, ibu dan ayah sedang berdiskusi tentang sekolah jake. " Kita bersyukur jake bisa sekolah dengan bantuan Tuan Rick, tapi bagaimana dengan sepatunya? Ibu tidak mungkin meminta Tuan Rick setelah semua kebaikannya itu" Ujar Ibu dengan sedih. " Ibu, jangan bersedih ayah akan cari jalan keluarnya nanti, ayah akan bekerja keras sehingga minggu depan jake bisa sekolah dengan sepatu baru" tukas ayah meyakinkan. 

Sang ayah bekerja di pabrik kulit milik Tuan Rick, dia meminta tambahan jam bekerja supaya bisa mendapatkan uang yang lebih dari biasanya. Untunglah Tuan Rick orang yang baik, dia memberikan jam kerja lebih untuk ayah dengan upah yang pantas. 

Ayah bekerja pagi sampai malam hari. Jake bertanya kepada ibunya " Ayah kenapa sering pulang larut bu?? apakah pekerjaan ayah sedang banyak?" Si ibu mengangguk sambil memasang selimut menutupi tubuh jake. "Tidurlah, nanti ibu sampaikan salammu pada ayah"

Tibalah hari senin, hari pertama jake memasuki sekolah barunya. Dia memutuskan untuk tetap memakai sandal usangnya karena tidak mau merepotkan orangtuanya. Jake sarapan pagi bersama kedua orang tuanya, mukanya berseri-seri sekali. Dia melihat kedua orang tuanya sangat senang melihat jake bisa bersekolah. "Nanti disekolah belajar yang rajin, jadi kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan" kata ayah sambil mengusap kepala jake. "Pasti ayah, aku akan belajar biar ayah tidak perlu bekerja sampai larut malam lagi" jawab jake sambil mengunyah roti keringnya. Kedua orang tuanya tersenyum melihat wajah bahagia jake, mereka merasa bahagia memiliki seorang putra yang tidak banyak menuntut.

Jake melompat dari kursinya "waktunya berangkat" teriaknya girang. Dia meluncur kedepan pintu dan memakai sendalnya tetapi ketika dia berbalik dia melihat ayahnya berada di belakangnya sambil memegang sepasang sepatu hitam. "Maafkan ayah, mungkin ini tidak baru tapi ini masih bagus dan kuat, semoga bisa membantumu berjalan kesekolah nanti." Wajah jake bersinar dia mengambil sepatu itu dan mendekapnya " terimakasih ayah, aku tidak mau merepotkan ayah." " Itu sudah kewajiban ayah, ayo pasang sepatunya kita berangkat bersama" sambil menuntun jake duduk dan memasangkan sepatu baru itu. " wah sedikit kebesaran ya" celetuk ayah tapi dalam pikirannya terlalu besar apakah tidak apa-apa jake memakainya. Jake tersenyum " Tidak apa-apa ayah, aku bisa memakainya sampai aku besar, jadi ayah tidak usah pulang larut malam lagi" 

Jake dan ayah berjalan bersama, sepatunya begitu besar dan tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya tapi, dia bahagia ada hadiah dari ayahnya dan dia tidak perlu memikirkan alasan kenapa memakai sandal ke sekolah. 

to be continued

About My Blog

About My Blog
Sharing is caring

Follow us

Facebook  Instagram  Youtube

Translate