Just simple blog from anxiety girl who trying to make people found a new meaning in life

Senin, 01 Maret 2021

Maret 01, 2021 Posted by riska
Posted by riska on Maret 01, 2021
continue....

Jeremy melangkahkan kaki kedalam toko sederhana Tuan miller; penjahit. Toko yang dihiasi nuansa biru kehijauan, dipenuhi gantungan baju di sisi sebelah kiri setelah pintu, berderetan baju-baju pria dan wanita yang bagus dan berkualitas. Lantai nya di hiasi kayu, tapi tidak seperti kayu di rumahnya di kampung, pikirnya. Sebelah dinding kanan terdapat beberapa mesin, ada 3 mesin tapi hanya satu yang bisa di kenali pemuda itu, mesin jahit berwarna hitam yang lebih bagus dari yang dipunyai ibunya.

Mereka melewati ruangan kerja Tuan miller, ternyata di balik dinding biru itu terdapat ruangan yang tidak kalah menariknya. Tempat dimana Keluarga Miller tinggal. Terdapat ruang tamu yang berbarengan dengan ruang makan. Ruangan itu masih bernuansa biru dengan motif bunga. Sofa yang nyaman menjadi pembatas ruangan tersebut. Nuansa akrab dan hangat sebuah keluarga begitu terasa. Di sebelah kiri ada pintu lagi dan tangga, dari bawah tangga keluar wanita cantik sambil di ikuti seorang balita laki-laki.

Wanita itu ternyata adalah Istri Tuan miller. Sang istri tersenyum kepada suaminya. Senyumannya yang begitu menyejukkan membuat jeremy terhanyut. "Silahkan duduk dulu nak, Saya obati lukanya" suara miller sontak membangunkan pemuda dari lamunannya. "eh.. iya tuan.." segera Pemuda duduk dan dengan telaten Miller mengobati siku dan bahu Pemuda.

"Sudah selesai, ayo kita langsung makan, istri saya sudah menyiapkan makanannya" seraya bangkit dari sofa. Pemuda bangkit dengan canggung, merasa asing dan sungkan.

"apakah tidak apa-apa saya ikut makan dengan keluarga anda tuan?? saya malu.." bisik si Pemuda kepada Miller. Miller tersenyum, dia menepuk bahu pemuda dengan lembut "Tidak usah  malu, kamu menyelamatkan millie, itu sudah membuktikan kamu anak yang baik"

Berbagai macam hidangan telah tersedia diatas meja, si pemuda menatap takjub, dia merasa ini begitu berlebihan. 'Apakah tidak apa-apa' pikirnya. Ditatapnya satu persatu wajah di meja makan, mereka seperti sebuah keluarga yang bahagia dan saling menyayangi. 'Ah betapa beruntungnya' batin miller, terlintas di pikirannya ibu dan bapak di kampung seketika rasa rindu mulai menyeruak. "nah jeremy, ini istri ku elena, anak bungsuku milo" suara tuan miller memecah keheningan. Sontak Jeremy memberikan senyum sesopan mungkin. "maafkan saya sudah merepotkan keluarga anda nyonya" kata miller. Elena tersenyum " tidak perlu sungkan kami sangat senang kamu bisa bergabung di keluarga ini, semakin ramai semakin menyenangkan betulkan sayang" ujar  nyonya Elena yang diiringi anggukan Tuan Miller. Milo bertepuk tangan dan tersenyum ke arah jeremy begitu juga millie.

Millie merasa akan begitu senang jika jeremy bisa tinggal dirumahnya, dia ingin membantu pemuda itu. Tanpa disadari disini lah titik balik dari hidup jeremy dimulai





Part 1
Part 2


About My Blog

About My Blog
Sharing is caring

Follow us

Facebook  Instagram  Youtube

Translate