Just simple blog from anxiety girl who trying to make people found a new meaning in life

Kamis, 18 Februari 2016

Februari 18, 2016 Posted by riska Posted in
Posted by riska on Februari 18, 2016 | Categories:
Selamat siang di hari kamis yang sangat cerah.
Di sela-sela kesibukan saya membuat bunga dan boneka untuk wisuda Universitas Negeri Padang maret depan, saya mencoba membuat postingan baru yang sedang hangat- hangatnya di ranah minang. LGBT atau teman saya di aceh sana membacanya EL GI BI TI atau teman saya satu rumah kosan bilang EL GE BE TE. Apapun bacaan arti nya pun masih sama; Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender.

Hasil gambar untuk LGBT

Menilik kembali kodrat manusia menurut agama islam terutama, Tuhan kita; Allah SWT telah menciptakan kita berpasang-pasangan, bukan untuk mencintai sesama jenis, sedangkan kita tahu hewan sekalipun memiliki naluri membedakan jenis yang akan menjadi pasangannya. Berarti para pelaku LGBT tersebut lebih rendah ya derajatnya dari binatang dan yang paling miris lagi beberapa dari mereka mengaku beragama islam.

Baru-baru ini saya membaca tulisan yang di share oleh seorang teman di media sosial. Si pemberi cerita memiliki  usaha konveksi kecil, memiliki seorang tukang jahit laki-laki penganut LGBT. Dia tidak mempermasalahkan awalnya dikerenakan kerja yang bagus dan sangat dibutuhkan. Masuk lah seorang karyawan laki-laki bekerja sebagai pembuat pola. Terlihatlah gelagat aneh dari si penjahit dan akhirnya si tukang pola mengaku kalau ia sering didekati, di perjatikan dirayu, dan menyatakan cinta tapi dia menolak, si penjahit tak habis asa dia mulai  di iming2i dan sampai akhirnya entah bagaimana mereka menjadi kekasih. Itu terjadi tahun 1993 dan sudah lebih dari 20 tahun. cerita tersebut membuktikan kalau LGBT ini menular dan patut di waspadai.

Kita perkecil saja ruang lingkup, bukan di indonesia tapi di ranah minang sendiri; Sumatera barat. Sekarang sudah ada yang terang-terangan meminta izin untuk melaksanakan pernikahan sejenis, sesama perempuan. Baru- baru ini saya dapat kabar dari teman-teman Social Media sumatera Barat aka SocMed Sumbar ada komunitas gay di padang yang berisi kaum remaja Sumatera Barat yang  ingin bergabung ke dalam socmed yang notabene berisi komunitas-komunitas kreatif anak muda se-Sumatera Barat. Lantas dengan tegas di tolak oleh pengurus Socmed.

Miris sekali mendengar cerita di atas, Sumatera Barat yang menjunjung tinggi "Sarak basandi Adat, Adat basandi Kitabullah" mendapati anak-anak mudanya terjerumus hal-hal yang menyimpang seperti itu.
Kalau menilik lebih jauh, LGBT ini bisa ditularkan dari berbagai hal. Seperti halnya virus Zombie yang di kemukan para pencipta di hollywood sana berasal dari gigitan, virus menyebar dengan di temukan beberapa perubahan lambat pada tubuh terinfeksi. 

Berdasarkan pengalaman dan riset dari berbagai fakta, kecendrungan pelaku LGBTdisebabkan oleh beberapa faktor: 

1. Kasih Sayang


 Kasih sayang menurut saya adalah faktor utama kenapa seseorang bisa menjadi menyimpang secara seksual. Kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan pelaku mencari orang yang bisa memberikan kasih sayang yang di butuhkan. Dari sini lah si "Terinfeksi" LGBT melihat celah untuk  di masuki, awalnya mereka menajdi pendengar yang baik, pemecah masalah, memberikan kenyamanan, lambat-lambat memasuki pikiran korbannya dan berubah lah mereka menjadi pasangan gay kah atau lesbian kah.

2. Pemahaman Terhadap Tubuh dan Gender

Kita bahas tentang transgender, berdasarkan cerita dari para transgender seluruh dunia. Beberapa kesimpulan saya tarik, mereka memiliki kecendrungan terhadap opposite gender yang kuat karena tidak diarahkan sebagai mana mestinya, lelaki di beri mainan boneka, perempuan di pakaikan pakain perempuan, orang tua yang menginginkan anak lelaki tapi mendapatkan perempuan dan sebaliknya, didikan orang tua yang terlalu keras. 

3. Patah Hati

Trauma terhadap suatu hubungan baik itu hubungan yang memang mereka yang mengalami langsung atau mereka ada di lingkungan yang buruk. Contohnya patah hati karena pasangan kita berselingkuh, meninggalkan kita membuat mereka berubah menjadi orang yang membenci lawa jenis. Memiliki pengalaman yang buruk dalam keluarga, si ibu sering dipukuli ayah, si ayah tak bertanggung jawab, si ayah terlalu lemah. Hal-hal tersebut bisa memicu terjadinya penyimpangan seksual.

4. Agama

Kurangnya pemahaman tentang agama, baik itu yang diajarkan dirumah maupun di sekolah. Pemberian bekal agama meminilisir penyimpangan  karena takut akan Pencipta. Kurangnya pengetahuan bisa membuat anak-anak muda kita melakukan apapun tanpa memikirkan akibat yang di dapatkan baik di dunia maupun di akhirat.

5. Lingkungan

Faktor pertemanan  yang cukup bisa dikatakan bebas saat ini. Membuat para terinfeksi LGBT bebas berkeliaran tanpa rasa malu, dan kecendrungan mereka itu bisa ditularkan melalui acara kumpul-kumpul. 

Kesimpulan yang bisa kita ambil, para terinfeksi sudah mulai menunjukan jati diri mereka, bekali anak-anak kita dengan pemahaman seputar penyimpangan seksual dan agama. Biasakan mereka bercerita tentang hala-hal ganjil yang mereka dapati di sekitar mereka, dikarenakan para terinfeksi tidak akan pernah berhenti mempengaruhi orang yang mereka inginkan.


Regard

Riska Aulia

About My Blog

About My Blog
Sharing is caring

Follow us

Facebook  Instagram  Youtube

Translate